Dilema Transisi Energi Indonesia dari Batu Bara

Indonesia menghadapi transisi kompleks dari pembangkit listrik tenaga batu bara. Transisi ini memerlukan upaya bersama dari pemerintah, industri, lembaga keuangan, dan masyarakat. Pemerintah telah menetapkan tujuan mencapai emisi netral (net-zero emissions) pada tahun 2060, namun mencapai tujuan tersebut akan menjadi tantangan besar tanpa perubahan signifikan dari salah satu produsen dan pengguna batu bara terbesar di dunia. Indonesia perlu mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik tenaga batu bara dan mengembangkan sumber energi yang lebih berkelanjutan. Hal ini akan memerlukan kebijakan baru, regulasi, dan investasi, serta transisi yang adil yang tidak meninggalkan pekerja dan komunitas.

Indonesia menghadapi tantangan lingkungan dan kesehatan yang signifikan karena ketergantungannya pada pembangkit listrik tenaga batu bara. Mengakui kebutuhan mendesak untuk beralih ke sumber energi yang lebih berkelanjutan, pemerintah Indonesia telah memulai perjalanan strategis menuju penghentian dini pembangkit listrik tenaga batu bara.

Indonesia merupakan salah satu produsen dan konsumen batu bara terbesar di dunia, dengan 254 pembangkit listrik tenaga batu bara yang beroperasi dengan kapasitas total 51,56 gigawatt (GW). Ada tambahan 40 pembangkit yang sedang dibangun dan lima pembangkit yang berada di tahap pra-izin. Meskipun target mencapai emisi netral pada tahun 2060, hanya sejumlah kecil pembangkit listrik tenaga batu bara yang direncanakan untuk pensiun dini. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan akan kemauan politik yang lebih besar, kriteria yang ketat, dan dukungan finansial dari lembaga keuangan dan donor.

Diplomasi efektif dan ketetapan politik sangat penting bagi Indonesia dalam menyeimbangkan kepentingan berbagai pemangku kepentingan, termasuk investor, pemerintah, pekerja pembangkit dan tambang batu bara, serta masyarakat umum. Menangani tuntutan dari kelompok kepentingan yang terkait dengan industri batu bara, yang menolak penghapusan pembangkit listrik tenaga batu bara karena ketidakpastian finansial dan tantangan, dapat menghambat kemajuan menuju ekonomi rendah karbon.

Pengurangan pembangkit listrik tenaga batu bara tidak dapat dicapai dalam semalam. Presiden Indonesia yang akan lengser, Joko ‘Jokowi’ Widodo dan kabinetnya telah menyiapkan peta jalan yang tepat waktu untuk pengurangan pembangkit listrik tenaga batu bara. Tidak mungkin ada peralihan mulus ke ekonomi yang terdekarbonisasi jika pada saat yang sama tidak ada tindakan ketat untuk mengontrol masuknya unit pembangkit listrik tenaga batu bara baru. Pemerintah harus memberlakukan regulasi yang lebih ketat dan standar yang lebih tinggi untuk pembangkit listrik baru dan hanya mempertimbangkan proyek yang melibatkan teknologi yang lebih bersih.